A.
Syarat-syarat
terbentuknya Kalam
Dari uraian di atas, dapat difahami bahwa yang menjadi syarat
terbentuknya suatu kalam (kalimat) adalah terkumpulnya lafad, murakkab, mufid
dan wadla (tulisan arab).
1. Lafad
Lafad
Lafad mempunyai dua definisi, yaitu
menurut lughat (bahasa) dan istilah. Lafad menurut lughat ialah:
الطَّرْحُ وَالرَّمْيُ
“Mengeluarkan
dan melemparkan”. Seperti seseorang
mengatakan kepada yang lainnya: لَفِظْتُ الْحَجَارَ “saya
melampar batu” dan لَفِظَتِ الرِّحَاءُ
الدَّقِيْقَ “mesin
giling telah mengeluarkan tipung”.
Sedangkan menurut istilah, lafad
berarti:
الصَّوْتُ الْمُشْتَمِلُ عَلَى بَعْضِ حُرُوْفِ الْهِجَائِيَةِ
“Suara
yang meliputi sebagian huruf hijaiyah”.
Seperti: زَيْدٌ,
عَمْرٌو,رِزْقِى
2. Murakkab
Murakkab mempunyai 7 macam definisi,
yaitu murakkab tarkib lughawi, murakkab tarkib isnadi, murakkab tarkib idhafi
mahdi, murakkab tarkib idhafi goiri mahdi, murakkab tarkib tausifi, murakkab
tarkib ta’lifi dan murakkab tarkib majzi.
a. Murakkab tarkib lughawi:
وَضْعُ شَيْئٍ عَلَى شَيْئٍ آخَرَ سَوَاءٌ كَانَ عَلَى جِهَةِ الثُّبُوْتِ اَمْ لاَ
“Meletakan sesuatu pada sesuatu
yang lain, sama saja baik dalam keadaan menetap lama ataupun tidak”. Seperti seseorang menyimpan makanan pada tempatnya.
b. Murakkab tarkib isnadi:
ضَمُّ كَلِمَةٍ اِلَى كَلِمَةٍ آخَرَ عَلَى وَجْهِ
يُفِيْدُ اِفَادَةً تَامَّةً
“Menghimpun kalimat (kata) pada
kalimat lainnya dengan ketentuan memberi faidah terhadap kesempurnaan makna
(arti)”. Seperti :
عَمْرٌ جَاهِلٌ وَ اَخُوْهُ عَالِمٌ “Amar
seorang yang bodoh sedangkan saudaranya orang yang pintar (berilmu)” dan seperti firman Allah:
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ “sungguh beruntung orang-orang yang beriman”.
c. Murakkab tarkib idhafi:
مَا تَرَكَّبَ مِنْ كَلِمَتَيْنِ فَاَكْثَرَ وَكَانَ
الثَّانِى مِنْهُمَا مَجْرُوْرًا
“Sesuatu yang tersusun dari dua
kalimat atau lebih banyak, dan keadaan (kalimat) yang kedua dijarkan
(dikhafadkan)”. Seperti menyusun lafad عَبْدٌ dengan الرَّحْمَنُ menjadi عَبْدُ الرَّحْمَنِ.
d. Murakkab tarkib idhafi goiri mahdi:
d. Murakkab tarkib idhafi goiri mahdi:
مَا تَرَكَّبَ مِنْ كَلِمَتَيْنِ فَاَكْثَرَ وَكَانَ
الثَّانِى مَجْرُوْرًا بِاْلاُوْلَى وَلَمْ تُعْزَلْ هِيَ عَنْ نَكِيْرَتِهَا
بِاْلاِضَافَةِ
“Sesuatu yang tersusun dari dua
kalimat atau lebih banyak, dan keadaan (kalimat) yang kedua dijarkan
(dikhafadkan) dengan (kalimat) yang pertama, tetapi tidak menghilangkan
kenakirahannya karena idhafat”, Seperti: ضَارِبُ زَيْدٍ.
مَا تَرَكَّبَ فِيْهِ كَلِمَتَانِ فَاَكْثَرَ وَكَانَ
الثَّانِى مِنْهُمَا مُقَيَّدًا لِمَعْنَ اْلاُوْلَى
“Sesuatu yang tersusun dari dua
kalimat atau lebih banyak, dan keadaan (kalimat) yang kedua menjadi kayid (patokan)
untuk makna yang pertama”, seperti
ungkapan: حَيَوَانٌ نَاطِقٌ hewan
yang dapat berbicara (berakal)”, yaitu
suatu hal yang ditunjukan kepada manusia.
وَضْعُ شَيْئٍ عَلَى شَيْئٍ آخَرَ لِمُنَاسَبَةِ
بَيْنَهُمَا
“Meletakan
seseuatu kepada sesuatu yang lain karena saling berhubungan antara keduanya”, seperti: جُبَّةُ الْبُرْدِى جُنَّةُ الْبَرْدِ “jubbah dari bulu merupakan penangkal dari rasa dingin”.
مَا اخْتَلَطَ فِيْهِ كَلِمَتَانِ فَاَكْثَرَ
اِخْتِلاَطًا يُجْعَل كَلِمَةً وَاحِدَةً
“Sesuatu yang tercampur padanya
dua kalimat atau lebih banyak dengan percampuran yang dapat menjadikan satu kalimat”,
seperti: بَعْلَبَكَ
asalnya بَعْلٌ dan بَاكٌ, ba’lun adalah patung dan baakun adalah penyembah
maka ba’labaka merupakan penyembah patung. Dalam bahasa Indonesia
murakkab tarkib majzi dapat diartikan menjadi singkatan kata seperti PTG, MTs,
SMP dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi murakkab
tersebut, hanya satu yang menjadi syarat kalam, yaitu murakkab tarkib isnadi.
Murakkab tarkib isnadi merupakan penyusunan kata yang menghasilkan kesempurnaan
ma’na dan menghantarkan kepada derajat mufid pada suatu susunan kata,
seperti menyusun kata zaidun dengan jaalisun menjadi zaidun jaalisun
artinya zaid duduk yang berarti pengkabaran tentang keadaan zaid yang sedang
duduk.
3. Mufid
Kata
mufid diambil dari lafad faidun, menurut bahasa berarti:
اِسْتِحْدَاثُ الْمَالِ وَالْخَيْرِ “Memperbaharui
harta serta kebaikan” .
Sedangkan menurut istilah faid
berarti:
مَا يَكُوْنُ
الشَّيْئُ بِهِ اَحْسَنَ حَالاً مِنْهُ مِنْ غَيْرِهِ
“Suatu perkara
yang menyebabkan adanya suatu hal lebih baik dari pada yang lainnya”, seperti zaid lebih pantas memakai
kopeah dari pada memakai kupluk dan ahmadpun lebih sopan jika memakai baju
kameja dibanding memakai baju kaos.
Adapun yang dimaksud dengan mufid
adalah:
مَا اَفَادَ
فَائِدَةً تَامَّةً بِحَيْثُ يَحْسُنُ السُّكُوْتُ مِنَ الْمُتَكَلِّمِ
وَالسَّامِعِ عَلَيْهَا
“Suatu
perkara yang memberi faidah (arti) yang sempurna dengan sekiranya lebih baik
diam dari orang yang berbicara dan mendengarkan terhadap perkara tersebut”.
4. Wadha’
Pengertian wadha dapat dibedakan menjadi
tiga macam definisi, yaitu menurut lughat (bahasa), ahli fikih dan menurut ahli
nahwu. Menurut bahasa wadha’ berarti:
عِبَارَةٌ عَنْ
خُرُوْجِ الْوَلَدِ مِنْ بَطْنِ الَمَرْأَةِ
“Suatu
pembahasaan (sebutan) terhadap kelahiran
seorang anak dari perut wanita (ibunya)”, seperti ungkapan seorang ibu: اِنِّى وَضَعْتُهَا اُنْثَى “sungguh saya telah melahirkan bayi perempuan
dalam kandunganku”.
Sedang menurut ahli fikih wadha’
berarti:
عِبَارَةٌ عَنْ
اِزَالَةِ بَعْضِ الدَّيْنِ لِلْمَدِيْنِ
“Suatu
pembahasaan tentang hilangnya sebagian utang bagi pihak yang
mempunyai utang”, seperti ungkapan seseorang kepada yang lainnya: وَضَعْتُ الدَّيْنَ مِنْ فُلاَنٍ “saya telah membebaskan
(menghilangkan) utang dari si pulan”.
Adapun menurut istilah
nahwu, wadha’ ialah:
جَعْلُ اللَّفْظِ دَلِيْلاً عَلَى الْمَعْنىَ
“Menjadikan
suatu lafad karena supaya menunjukan terhadap makna”
Dari
uraian di atas, dapat difahami bahwa suatu kalam dapat terbentuk apabila
terhimpunnya lafad (ucapan), murakkab (tersusun), mufid (kesempurnaan arti) dan
wadha’ (tulisan arab). Menurut sebagian ulama, susunan lafad yang telah
sempurna artinya juga disebut kalam meskipun tidak tertulis, begitupun
sebaliknya. Adapun yang melandasi pendat tersebut ialah setiap lafad pasti
mempunyai wadha’ (dapat ditulis) begitupun sebaliknya. Dengan demikian, yang
dimaksud dengan kalam tiada lain ialah kalimat sempurna.
thanx bro smoga ALLAH SWT membalas smua kebaikan Anda
BalasHapus